Dari mana manusia berasal ?
Mungkinkah Manusia berasal dari kera ?
Kini pertanyaan itu terjawab sudah !!!
Dalam materi sejarah di SMA dahulu Teori evolusi
menyebutkan bahwa nenek moyang manusia adalah kera. Namun, seperti
apa perubahan dari kera menjadi manusia jadi pertanyaan besar.
Homo habilis (dari bahasa Latin yang berarti
"manusia yang pandai menggunakan tangannya") adalah sebuah spesies dari genus Homo, yang hidup
sekitar 2,5 juta sampai 1,8 juta tahun yang lalu pada masa awal Pleistocene.
Definisi untuk spesies ini pertama kali diungkapkan oleh Mary dan LouisLeakey. Homo habilis
memiliki cranial capacity kurang dari
setengah kapasitas manusia modern. Meskipun masih memiliki bentuk seperti-kera
(ape-like), H.
habilis diperkirakan
telah mampu menggunakan peralatan primitif yang terbuat dari batu; hal ini
dibuktikan dengan ditemukannya peralatan-peralatan dari batu di sekitar fosil
mereka. Homo habilis diduga merupakan
nenek moyang dari Homo
ergaster, yang kemudian menurunkan spesies lain yang memiliki bentuk tubuh
seperti manusia, Homo
erectus. Sampai saat ini masih diperdebatkan apakah H.
habilis ini adalah nenek
moyang dari manusia.
Kini misteri itu terjawab. Baru-baru ini telah DITEMUKAN
sebuah fosil kerangka anak kecil berusia sekitar dua juta tahun yang diyakini
sebagai spesies baru hominid — gabungan primata dan manusia. Hebatnya, fosil
itu relatif utuh, bukan hanya bagian-bagian tulang atau gigi.
Para ilmuwan yakin, kerangka tersebut adalah
tipe nenek moyang manusia yang belum diketahui sebelumnya yang memasuki tahapan
lanjutan manusia kera menjadi manusia, atau disebut juga
Homo habilis. Ahli yang meneliti kerangka itu mengatakan, karakteristik Homo
habilis, yang muncul 2,5 juta tahun lalu adalah tahapan kunci dalam evolusi
manusia. Penemuan ini diharapkan bisa mengisi kekosongan dalam sejarah evolusi
manusia.
Fosil hominid yang ditemukan sebelumnya hanya
berupa fragmen tulang, sehingga penemuan kerangka yang nyaris utuh memungkinkan
para ilmuwan menjawab pertanyaan kunci mengenai seperti apa bentuk nenek moyang
manusia ketika mereka mulai berjalan tegak menggunakan dua kaki.
Kerangka tersebut ditemukan Profesor Lee Berger,
dari Universitas Witwatersrand, ketika mengeksplorasi sebuah gua di
Sterkfontein, wilayah Afrika Selatan, dekat Johannesburg. Gua yang mengandung
kapur itu diyakini faktor penting yang menjaga keutuhan kerangka. Penemuan ini
sangat signifikan, sampai-sampai Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma mengundang
beberapa ahli universitas untuk melihat fosil itu secara langsung. Kampanye
lewat media dan dokumenter televisi juga sedang dipersiapkan.
Professor Phillip Tobias, satu dari tiga ahli
yang kali pertama mengidentifikasi Homo habisis pada 1964 mengatakan, penemuan
tersebut sebagai sesuatu yang luar biasa. “Penemuan sebuah kerangka, alih-alih
hanya gigi atau tulang lengan, adalah hal yang sangat jarang,” kata dia,
seperti dimuat laman The Age, Senin 5 April 2010.
Sementara, Dr Simon Underdown, ahli evolusi
manusia dari Universitas Oxford Brookes mengatakan penemuan baru ini membantu
para ilmuwan lebih memahami pohon evolusi. “Penemuan seperti ini membuat kita
makin memahami nenek moyang kita di masa-masa mereka berkembang menjadi manusia untuk
kali pertamanya,” kata dia.
Penemuan ini adalah yang paling penting dan
signifikan sejak penemuan fosil utuh berusia 3,3 juta tahun yang diberi nama
Australopithicus, atau yang juga dikenal dengan julukan ‘kaki kecil’ pada
1994. Penemuan besar lainnya adalah tengkorak utuh dari 2,15 juta tahun lalu
berjenis Australopithecus africanus, yang dijuluki ‘Nyonya Ples’, pada tahun
1947.